terpopuLer

PERGERAKAN MAHASISWA

Selasa, 10 April 2012

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswa ialah pelajar perguruan tinggi. Di dalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lain.

Mahasiswa itu berbeda dengan siswa. Mahasiswa memiliki tanggung jawab yang lebih besar sebab berjuang bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Hal ini didasari oleh suatu patokan dalam perguruan tinggi yang disebut sebagai “Tridharma Perguruan Tinggi” yang terdiri atas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Poin ketiga itulah yang menjadi pembeda antara mahasiswa dengan siswa. Ada banyak bentuk dari pengabdian masyarakat yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, salah satunya ialah pergerakan mahasiswa.
Ada empat fungsi mahasiswa yakni agent of change, direct of change, iron stock, dan moral force. Itulah mengapa mahasiswa sesungguhnya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perubahan negeri ini selain tanggung jawab mereka terhadap akademik mereka.
Pergerakan mahasiswa dibagi atas dua gerakan yakni gerakan horizontal dan gerakan vertikal. Yang dimaksud gerakan horizontal ialah gerakan basis ke masyarakat. Gerakan ini dapat berupa pengembangan masyarakat (community development), bakti sosial, dan sebagainya. Sedangkan, yang dimaksud gerakan vertikal ialah bergerak langsung ke pemerintah, contohnya ialah aksi turun ke jalan.namun sayang pergerakan yang kita inginkan semakin hari semakin memudar ada beberapa alasan mengapa sampai  pergerakan mahasiswa kian hari kian menurun???

Kalau para politisi doyan berhutang sana-sini demi duduk di kursi DPR, dan selepas mendapatkan kedudukan tersebut, mereka berbondong-bondong cari lahan untuk setoran serta pemuasan pribadi. Fenomena ini juga tak ubahnya dengan dunia perkuliahan, dunia mahasiswa. Ibarat wabah yang menjangkiti kampus-kampus di Indonesia yang pernah dikenal sebagai kampus pergerakan mahasiswa.

Lihat saja bagaimana sekarang biaya perkuliahan begitu mahal, bagi mahasiswa yang kurang mampu maka lebih baik cepat lulus kuliah, untuk apa pusing memikirkan urusan pergerakan-pergerakan mahasiswa yang justru jadi martir para elit politik juga. Sedangkan bagi orang yang mampu atau kaya raya, berpikiran lebih baik melakukan hal-hal lain yang dapat menyenangkan hidup, berfoya-foya, malah sekalian saja kuliah di luar negeri daripada di Indonesia. Sama-sama mahalnya dan sama-sama bisa dibayar. Namun berangkat dari dua fenomena tersebut, telah terjadi perubahan orientasi dari kampus yang terpaksa atau memaksakan diri untuk ikut arus industri di dunia pendidikan. Dengan biaya perkuliahan yang mahal, maka mahasiswa diarahkan hanya untuk memikirkan soal biaya kuliah sebagai pusat, sementara persoalan lainnya hanya pinggiran.

Maka implikasinya ada mahasiswa yang harus sampai jual tanah di kampung agar bisa kuliah, namun ketika lulus justru dihadapkan pada persoalan bagaimana bisa balik modal. Tujuan yang harus dicapai adalah mencari pekerjaan dengan gaji tinggi setinggi-tingginya, atau membikin bisnis sebanyak-banyaknya. Ada pula mahasiswa yang tidak memikirkan soal biaya kuliah, Kampus sebagai institusi wadah pergerakan tiba-tiba berubah jadi arena tawuran, jadi mesin pencetak generasi alay, atau sebaliknya menghasilkan kelompok profesional muda yang siap menjilat para pemodal. Mahasiswa yang digadang-gadang sebagai kelas menengah justru terjerembab sama apatisnya terhadap politik sebagaimana masyarakat awam. Dalam satu dekade setelah reformasi bergulir, siapakah tokoh pergerakan mahasiswa saat ini? Namun kalau ditanya berapa mahasiswa yang telah dilantik sebagai calon pengangguran dalam tiap gelaran acara wisuda? Jumlahnya ribuan. Dan karena orientasi kebutuhan hidup yang harus ditunjang oleh urusan finansial ini, wajar apabila cara pikir mahasiswa sekarang kebanyakan sama saja seperti politisi-politisi partai. Mungkin partai politik itu versi upgrade-nya wajah kampus-kampus belakangan.

Sekarang kalau kita coba pakai logikanya Mario Teguh yang berpendapat agar orang tua jangan terbiasa mengajarkan anaknya sedari kecil saat menangis, dengan cara menyalahkan benda-benda di sekitar yang mengakibatkan si anak itu menangis. Karena nantinya ketika besar anak itu terbiasa menyalahkan lingkungan sekitar ketika dia mengalami kegagalan. Perspektif atau logika seperti itu sah-sah saja, namun kalau dilihat dari sisi lain, semisal fenomena mahasiswa yang menjadi calon-calon pengangguran, apakah yang menjadi faktor dominan ketidakmampuan individu? Atau bisa jadi karena dikonstruk oleh hal-hal lain di luar diri manusianya?

Fenomena industrialisasi dunia perkuliahan yang akhirnya membuat mahasiswa selain sebagai konsumen, juga sebagai komoditas, apakah hal semacam ini tidak dikonstruk oleh faktor lain di luar diri si mahasiswa? Bisa jadi yang mengonstruk adalah sistem pendidikan yang korup, korporasi yang ingin meraih keuntungan dari bayaran semesteran, anggota-anggota parlemen atau pejabat eksekutif yang mempreteli anggaran dana pendidikan, dan masih banyak faktor lain yang sering disebut sebagai lingkaran setan.mari kita merefleksikan pendidikan diBangssa ini....karena seorang filosof  yunani Socrates mengatakan bahwa:

“ Hidup yang tak direfleksikan adalah hidup yang tidak pantas untuk dijalani”

(KABID PTKP KIPMA UNDANA '11 - CHOMAR)
SeLengkapnya | komentar

CINTA TERBELENGGU TAKDIR

KISAH CERPEN INI HANYA FIKTIF BELAKA LOCH TEMEN2....KLO ADA YANG KISAH HIDUPNYA KAYAK NIE CERITA,,,MAAFIN KRU CIBI YAAAACCHHH!!!!!

MET MAKAN.......(eh salah...)MET MEMBACAAAA.......

Nanda membereskan pakaiannya, dimasukkan satu persatu dalam tas ranselnya. Seakan berat tinggalkan himpunan tercinta, meski hanya 2 minggu saja. Sambil menerawang membayangkan apa yang akan dilakukannya di desa, Ia pun tersenyum. “Banyak yang dapat kulakukan disana”, gumamnya dalam hati. Sejenak Ia tersadar oleh suara ibunda tercinta.

“Udah siap nduk?” Tanya sang ibu dengan penuh senyum. “Udah bu, ni tinggal tunggu jemputan ke terminal”. “Dijemput farhan?” “Iya bu” “Hmmmmmm kalian sudah bersahabat sejak lama, apakah tak saling tertarik?”..  “hahahahahaha ibu ada-ada aja! Kita gak bisa saling tertarik bu, lagian ibu kan tahu aku tak ingin memikirkan persoalan cinta, karier akademis dan organisasi adalah yang utama”. “Iya, tapi dirimu juga harus berpikir wisuda dan menikah, masa anak cewek kuliahnya sampai belasan semester gitu.” “Ibu tenang aja, gak sampai D.O kok”. Ibunya hanya menggeleng.

                                                                                ********

Nanda, seorang gadis manis mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah seorang aktivis HMI. Cintanya pada HMI melebihi apapun, hingga hatinya pun tak pernah merasakan cinta yang sesungguhnya. Banyak yang mendekatinya, tapi tak pernah sekalipun dihiraukan olehnya. Seperti apa cinta itu?? Ia pun tak tahu.. Apakah untuk mendapatkan jodoh diperlukan ikhtiar? Ataukah telah terikat takdir yang Maha Kuasa?? Ia pun tak ingin menguraikan. Walau langit menjadi mendung di saat Ia inginkan panas pun, tak menjadi hal yang penting baginya. Yang terpenting adalah HMI, HMI, dan HMI…..

Farhan, sahabatnya yang setia. Pernah mengikuti Latihan Kader 1 tapi tidak begitu aktiv. Akivitasnya di HMI berhenti paska LK. Ia lebih suka bergelut di organisasi intern kampus. Kariernya dalam organisasi intern kampus patut diacungi jempol. Farhan dan Nanda selalu saja berdiskusi tentang organisasi, meskipun terkadang argumen keduanya berbeda. Nanda dengan bangga menyebut diri seorang Kohati, namun Farhan tidak sedikitpun suka mendengarkan sahabatnya menyebut dirinya sebagai seorang Kohati.

********

                “Berapa lama penelitianmu?” Tanya Farhan setelah tiba di terminal. “Sekitar 2 minggu” “Kau yakin akan lulus semester depan?” “Ya, sangat. Kau tahu kan aku tidak pernah sekalipun pesimis?”. Farhan hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban sahabatnya. Ia sudah cukup mengenal Nanda. Sikapnya memang selalu optimis, dan idealismenya seperti tidak terkalahkan.

                “Hati-hati di jalan”, Farhan menyerahkan tas ransel Nanda. “Kalau dapat jodoh disana, kabari aku” Farhan berkata seraya menggoda sahabatnya. “Idealismeku tidak akan kalah karena cinta, kurasa kau tahu itu” “Ya, aku sangat tahu. Tapi hatimu tetap saja hati. Suatu saat kau akan jatuh cinta juga. Kecuali jika hatimu telah mati.” “Sudahlah, aku berangkat dulu”…

                Nanda duduk di salah satu kursi dekat jendela. Setelah melambaikan tangan pada Farhan, ia pun bersandar di kursi. Bis terus menyusuri jalanan, melewati banyak pohon dan rerumputan hijau. Pemandangan sangat indah, sekilas terngiang kembali kata-kata Farhan di terminal. Pikirannya cukup kacau. Ia seperti baru menyadari bahwa hatinya telah mati. Selama menjadi seorang aktivis, Ia tak percaya akan cinta. Kini hatinya pun ragu, apakah Ia bisa jatuh cinta?? Ya, Ia bisa jatuh cinta, yaitu dengan idealismenya sendiri…

                                                                                                ********

                Akhirnya tiba juga di desa Suka Makmur. Desa ini sangat indah, namun masih sangat tertinggal. Nanda akan meneliti tentang kesehatan masyarakat di desa terpencil ini. Ia pun tinggal di rumah kepala desa. Sangat sederhana rumah itu, namun sangat nyaman. Terlebih lagi kepala desa memiliki anak gadis yang umurnya tak terlalu jauh dari umur Nanda.

                “Kak Nanda, gimana desa ini?” Sambil tersenyum, Nanda pun menjawab, “Indah, nyaman, asri.. Hmmm pokoknya sangat menyenangkan”. “ Ya sudah, kak Nanda istirahat saja dulu. Besok baru jalan-jalan keliling desa”

                                                                                                ********

                Pagi yang sangat cerah, Nanda pun berkeliling desa. Pemandangannya sungguh menakjubkan. Nanda melihat anak-anak berlari kegirangan, keningnya berkerut. Ia lalu bertanya pada Niar, anak kepala desa. “Mereka berlari kemana?” “Ke sekolah kak, maklum tak ada kendaraan. Mereka harus berlari agar cepat sampai.” “Jauh sekolahnya?” “Lumayan kak, gurunya ganteng lho”. Nanda mengerutkan kening seakan sangat penasaran. “Kakak ingin kenal?” “Tidak, tidak sedikitpun”.

                Sudah berjam-jam Nanda mengelilingi desa, Ia lelah dan pulang ke rumah. Sudah cukup suasana yang diihatnya. Diambilnya laptop, dan Ia mulai mengetik sebagian yang diamatinya dan hasil perbincangan dengan beberapa orang warga.

                Adzan maghrib berkumandang, Nanda bergegas shalat berjamaah di masjid. Selesai shalat, Ia masih duduk membaca buku-buku penelitiannya. Di balik tirai, terdengar suara yang sangat merdu. Alunan ayat suci Al-qur’an sangat syahdu. Membuat hati Nanda bertanya, siapakah yang sedang membaca ayat suci tersebut? Nanda keluar dan duduk di teras masjid. Ia melihat anak-anak berjalan masuk ke dalam masjid. Di tengoknya ke dalam, ketika itu juga terhenti alunan ayat suci Al-qur’an tersebut. Seseorang membuka tirai. Sesosok pria tampan sedang berdiri di depan papan. Anak-anak duduk mengambil posisi di depan pria tersebut. Ternyata pria itu mengajar anak-anak membaca Al-qur’an…..

                “Subhanallah…..Siapakah dirinya? Mungkinkah dia pemilik suara merdu tadi? Ya Allah…. Apa yang kurasakan saat ini?”.. Entah kagum, entah takjub, entah bingung, entah terpana, entahlah… Nanda tidak pernah merasa seperti ini. Ia sungguh heran pada hatinya sendiri…

                Sesampainya di rumah pun, Ia hanya termenung menatap langit-langit rumah. Ia merasakan hal yang berbeda di hatinya. Rasa ingin bertemu pun hinggap di hati. Nanda mulai berpikir, “Perasaan apa ini?”.. Niar terbangun dan menyapa Nanda, “Kak Nanda belum tidur?” “Belum” “Sepertinya memikirkan sesuatu” “Tidak, hanya belum ngantuk saja”.

                                                                                                ********

                Seminggu telah berlalu. Data-data telah dikumpulkannya, namun penelitian Nanda belum selesai juga. Ia masih sibuk bekerja dengan laptop di rumah. Matanya melirik ke arah kalender, tinggal seminggu lagi dia disini. Penelitian pasti dapat Ia selesaikan tepat waktu, tapi ada hal yang mengganjal di hatinya. Sepertinya ada yang harus diketahuinya, yang pasti bukan soal penelitian skripsinya. “Siapakah dia?” kata-kata itu kembali bernaung di hatinya. Seminggu Ia merasakan hal berbeda, entah apa namanya……

                “Nak Nanda..” Suara kepala desa membangunkannya dari lamunan. “Iya Pak” jawab Nanda. “Masih kerja?” “Tinggal sedikit saja pak, ada apa?” “Ustadz Fahri ingin berdiskusi denganmu. Bapak cerita ada seorang mahasiswi yang meneliti di desa ini dan Ia ingin bicara padamu”. “Siapa dia pak?” “Dia ngajar di sekolah anak-anak di desa ini. Lulusan pesantren al Zaytun”..

                “Assalamualaikum”.. Terdengar suara dari arah pintu. Nanda pun menoleh dan seketika terperanjat. Apakah mimpi yang dilihatnya? Pria itu berdiri di hadapannya. “Nak nanda, ini ustadz Fahri yang bapak ceritakan tadi”. Nanda hanya tersenyum sambil mengangguk. Ternyata guru ganteng yang diceritakan Niar adalah guru ngaji di masjid yang telah seminggu mengganggu hatinya. Berbagai bahan bicara diperbincangkan, dari soal agama, pendidikan, organisasi, bahkan idealisme…

                                                                                                *********

                Sisa 2 hari waktu Nanda disini. Hatinya cukup pilu melihat kalender. Sangat berat jika harus tinggalkan desa itu, dan juga ustadz Fahri. Dia teman diskusi yang nyambung bagi Nanda. Apapun dapat diperbincangkan tanpa adanya beda argumentasi. Nanda melihat bintang-bintang di angkasa, dan berkata dalam hatinya. “Aku telah kalah. Aku kalah melawan hatiku. Aku yakin ini adalah cinta. Idealismeku terkalahkan oleh cinta”. Nanda masih tak mengerti dengan parasaannya. Apakah prinsip hidup seseorang dapat berubah? Apakah ada campur tangan Tuhan di dalamnya? Apakah Nanda bisa berihktiar musnahkan rasa cintanya?...

                “Assalamualaikum Nanda” “Waalaikumsalam ustadz, dari mana?” “Dari masjid, kebetulan lewat disini dan melihatmu duduk sendiri. Sedang memikirkan apa?” “Tidak, hanya menunggu waktu pulangku” “Nanda jadi pulang 2 hari lagi?”.. Nanda hanya mengangguk. “Tak ada niat menetap disini?”.. Nanda terkejut mendengar pertanyaan ustadz Fahri. “Hmmmm desa ini sangat indah, tapi aku harus pulang. Aku harus selesaikan skripsiku dan lulus, juga HMI yang sedang menantiku” “Seperti apa cintamu pada HMI?” “Seperti laut yang tak pernah kering.” “Seperti apa yang kau temukan pada HMI?” “Seperti jarum yang kau temukan dalam jerami” “Sejauh apa anganmu di HMI?” “Sejauh matamu memandang bintang di atas sana”.. Nanda menunjuk bintang di langit. Ustadz fahri menggelengkan kepalanya. “Subhanallah.. Kau benar-benar mencintai HMI.” Nanda hanya tertawa pelan mendengarnya. “Aku bertanya lagi. Adakah seseorang yang dapat kau cintai lebih dari HMI-mu?” “Inginku tak ada, tapi sepertinya akan ada, jika mendapat Ridho-Nya” “Apakah diriku?” Pertanyaan ustadz Fahri mengejutkan Nanda. “Maksudmu?” “Ya, apakah aku yang akan kau cintai melebihi HMI-mu?” “Aku telah beikhtiar untuk menemukannya, dan sekarang tepat di sampingku” Nanda menoleh pada ustadz Fahri. “Pertanyaan terakhirku, apa kau akan kembali ke desa ini?” “Jawaban terakhirku, Ya, aku akan kembali. Untukmu”…..

                                                                                                ********

Akhirnya Nanda lulus ujian skripsi dan wisuda. Laporan pertanggungjawaban sebagai Pengurus Cabang pun telah ditunaikan. Ada 1 pertanyaan orang tua dan sahabatnya, yaitu soal jodoh. Dulu menjadi pertanyaan yang paling buruk yang pernah didengar, namun saat ini terdengar menyenangkan. Nanda akan kembali ke desa, bertemu sang pujaan hatinya.

“Aku akan mengantarmu” Farhan bertanya penuh harap. “Untuk apa kau ikut?” “Aku ingin bertemu seseorang yang sangat istimewa di hati sahabatku. Ia sungguh hebat, sebab mampu hancurkan prinsip seorang Putri Minanda” “Muhammad Farhan, kau sungguh berlebihan” “Aku rasa tidak. Bukan hanya aku yang berpikiran demikian, tapi abang, yunda, dan adindamu pasti berpikir hal yang sama” “Mungkin aku kalah, tapi hatiku menang sebab dapat mencintai seseorang” “Aku suka jawabanmu, apa aku boleh ikut?”.. Nanda menyerah dan mengangguk mengiyakan.

Akhirnya sampai di desa Suka Makmur lagi. Niar menyambut senang kedatangan Nanda. Nanda heran dengan penampilan Niar, sepertinya Ia baru pulang dari sebuah acara. “Kau dari mana?” tanya Nanda pada Niar. “Dari rumah ustadz Fahri” belum selesai Niar menjawab, terdengar suara ibunya dari dapur. Niar pun bergegas masuk ke dapur.

Nanda ingin tahu ada acara apa di rumah ustadz Fahri. Ia pun mengajak farhan untuk pergi kesana. Dari kejauhan, hati Nanda berdegup kencang. Semakin lama semakin dekat kediaman ustadz Fahri. Nanda  terperanjat, dan matanya pun berkaca-kaca. Ustadz Fahri bersanding dengan seorang wanita. Sejenak hatinya merasakan perih yang belum  pernah dirasakan sebelumnya. Ia ingin menjerit, namun bagai tertahan dalam kebekuan lidahnya. Ia ingin menangis, namun bagai tertahan dalam mata sayupnya.

Ustadz Fahri melihat keberadaan Nanda, matanya seperti berlinang air mata. Entah apa yang ustadz fahri rasakan, sakit ataukah bahagia??... Nanda melangkah mundur dan berlari sekencang-kencangnya. Farhan mengejarnya. Nanda tak hiraukan apapun lagi, Ia menuju rumah Niar, mengambil tas dan berpamitan pulang ke kota saat itu juga.

Hidupnya bagaikan hancur seketika. Cinta yang bersemayam di hatinya pupus. Mimpi yang susah payah dibangunnya telah sirna. Ia hanya bisa membisu. Farhan selalu di sampingnya, bagai tak percaya sang sahabat akan tersakiti. Nanda seperti telah hilang dari hidupnya.

“Aku telah berikhtiar, aku yakin itu. Menurutmu, apa salahku? Hingga Tuhan berikan jalan ini padaku?” Nanda bertanya pada Farhan  “Kau tak salah” “Apakah ini takdir? Dalam sekejap hatiku terombang-ambing. Sungguh, aku tak sanggup” “Kau wanita yang tegar, aku tahu itu” “Untuk saat ini aku tak bisa” “Kau pasti bisa Nanda” “Aku mencintainya, tapi takdir telah membelenggu cintaku. Sangat pantas jika aku katakan takdirku kejam” “Kembalilah Nanda yang aku kenal, kembalilah” “Tak bisa untuk saat ini teman”.. Nanda pejamkan matanya sesaat, lalu dibukanya lagi dan berkata “Seperti apa hatiku saat ini? Seperti karang yang terpecah oleh ombak”………………………………………………………….

           

Oleh:

HEPPY OKTAVIA

(Wasekum PPPA HMI Komisariat Kipma Undana)

Di terbitkan pada buletin KIPMA 2011
SeLengkapnya | komentar

Bangkitlah dengan menyebut nama ALLAH

Sobat’Ketika kita dihadapkan pada suatu masalah pastilah kebanyakan dari kita berfikir bahwa di dunia ini seolah-olah hanya diri kitalah yang mempunyai masalah .nah pikiran seperti ini ne yang harus diungsikan!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.ckckckc semua orang punya masalah juga kaleee…..juskid ,hehehe ..dan pastinya selalu prasangka buruk kepada Allah yang diutamakan tanpa menyadari bahwa sesungguhnya Allah ingin menguji kita karna ia sayang kepada kita…..namun karna prasangka buruk yang didahulukan akhirnya bisikan setan bin jahanam pun selalu merasuk dalam diri ,dan ujung-ujungnya juga kita menjadi orang yang stressLwuaalah ? jangan sampai seperti itu yach sobat….,Allah tidak senang dengan orang-orang yang mudah berputus asa ,jangan pernah mengeluh pada kondisi sesulit apapun ,cobahlah bercermin pada orang yang memiliki masalah lebih dari kita karena sesungguhnya masih banyak nikmat yang perlu kita syukuri dari pada hanya sekedar meratapi nasib yang tengah kita jalani yang tidak sesuai dengan apa yang kita mau,,cobahlah selalu mengingat ALLAH dalam keadaan apapun,,,,,,sesungguhnya jikalau kita di berikan ujian maka ALLAH sayang kepada kita “sesungguhnya kecil besarnya pahala tergantung dari besar kecilnya cobaan & kalau ALLAH sayang kepada salah satu kaum ia senantiasa mengirim cobaan,maka barang siapa rela  menerima cobaan itu berarti ia mendapatkan ridho ALLAH ,tetapi barang siapa yang marah ,berarti ia mendapatkan murka ALLAH”(HR..Bukhari dan muslim) ,dan bisa jadi ALLAH memperhatikan kita karena mungkin kita telah melakukan kesalahan yang tanpa kita sadari sehingga ALLAH menegur kita ,,,,

Sobat  muslim yang disayangi ALLAH……bangkitlah dengan menyebut nama Allah dengan penuh Semangat yakin bahwa badai pasti berlalu dan kebahagiaan yang hakiki akan datang kepada kita  …and jangan lupa untuk bermuhasabah, jadikan ALLAH sebagai tempat mengadu segalah keluh kesah yang ada dalam diri kita ,jangan pernah mengeluh karna masih banyak nikmat yang patut kita syukuri sobat muslim,, ehmtp………jadi teringat firman  ALLAH ni..dalam surat AR-Rahman yaitu Fabi-ayyi aalaa irbbikumaa tukadzdziban ,,,maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?

Betapa malunya diri ini jikalau hanya bisa mengeluh dan mengeluh ,kurang apalagi yang ALLAH berikan kepada kita..kalau dihitung-hitung tak cukuplah jari –jari yang kita miliki ini , tak cukuplah helaian rambut yang kita miliki ini…………….untuk mengukur nikmat ALLAH yang diberikan kepada kita……:”jika kamu menghitung nikmat Allah ,niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya’’ (QS.Ibrahim:34)…… masya ALLAH betapa banyaknya nikmat ALLAH ,…….jadi mulailah dari sekarang dengan Bismillahi rahhmani rahiim bahwa kita mampu melewati ujian yang diberikan ALLAH kepada kita dengan sabar dan tawakkal kepada ALLAH…. ! Berbicara sabar teringat firman Allah yaitu “kecuali orang-orang yang sabar  dan mengerjakan amal sholeh;mereka itu peroleh ampunan  dan pahala yang besar ” (QS Huud 11:9) ne janji Allah lho sobat………..

So’ jangan mengeluh lagi yach….mulailah dari sekarang untuk menyemangati diri sendiri,dan selalu bersyukur banyak yang sayang kepada kita koq ….berbuatlah sesuatu yang bisa mengukir senyum pada setiap orang ,,,berbicara senyum, ,,,,sobat tahu tidak kalau senyum itu adalah kunci kebahagiaan yang termurah yang dapat  kita peroleh dengan segera,dan senyum yang disertai niat yang tulus akan memberinya nilai yang berlipat ganda.(La Tahzan)

Nah…insya ALLAH kebahagian yang hakiki akan datang kepada kita.amiiiiin ya rabb………….JJJJJ

wharma@rocketmail.com

life is struggle sob…..wkwkwkwkwkwkw
SeLengkapnya | komentar

Manajemen Aksi Mahasiswa

Senin, 09 April 2012

Mahasiswa adalah aset umat. Ia bersifat elitis dan eksklusif. Jumlahnya hanya 2 % dari penduduk Indonesia yang 200 juta jiwa. Mahasiswa aktivis lebih elitis lagi, mungkin hanya ada 1 mahasiswa aktivis di antara 10 mahasiswa. Namun, agenda yang mereka perjuangkan sangat populis, dan realistis. Mahasiswa-lah yang bisa membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap rezim tiran. Mahasiswa-lah yang bisa mengawal reformasi hingga ke titik tujuan. Rakyat menaruh harapan atas kekuatan intelektual dan kekuatan aksi yang mahasiswa miliki.Jadi, pahami dirimu dan sekitarmu, dan mari kita bergerak lagi ! Reformasi belum usai !
Dengan kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa memiliki kemudahan untuk mengakses berbagai informasi wacana dan peristiwa dalam lingkup lokal hingga internasional. Begitu juga dengan kemudahan akses literatur ilmiah dan gerakan-gerakan pemikiran, yang pada tujuan akhirnya akan menentukan ideologi atau sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku yang ia baca, informasi yang ia terima, tokoh-tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa faktor utama yang kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya. Selain kekuatan intelektual yang identik dengan aktivitas ilmiah, mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menguatkan potensi kepekaan sosial politiknya.
Disebut kepekaan sosial karena mahasiswa pada dasarnya adalah bagian dari rakyat. Apapun yang terjadi pada rakyat maka mahasiswa akan turut juga merasakannya. Kenaikan BBM, harga bahan pokok, listrik, dan air misalnya akan memberi ekses terhadap aktivitas kuliah. Disebut kepekaan politik, karena gejolak sosial yang terjadi umumnya selalu merupakan hasil side effect dari aktivitas politik, semisal disahkannya suatu UU. UU Ketenagakerjaan misalnya akan mempengaruhi kesejahteraan dan taraf hidup para buruh. Setelah cerdas secara profesi keilmuan dan cerdas sosial politik, maka sebagai gerakan ekstraparlementer mahasiswa memiliki kewajiban moral untuk mengimplementasikan pengetahuannya itu dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Atau dengan kata lain menyuarakan kepentingan kebenaran dan rakyat. Berbagai metode dapat dilakukan.
Dari bentuk pendampingan, advokasi, public hearing, audiensi dengan pemerintah dan legislatif, hingga demonstrasi (aksi). Demonstrasi adalah cara paling efektif dalam menyuarakan kebenaran, khususnya jika dilaksanakan pada rezim yang antidemokratis dan tiran. Dalam makalah ini, akan dibahas sekelumit tentang manjamen demonstrasi atau aksi, yang selanjutnya akan disebut dengan MoA (Management of Action). Pengetahuan akan MoA ini menjadi penting agar niatan yang benar itu dapat mencapai hasil optimal karena dilakukan dengan cara yang benar pula. MANAJEMEN AKSI: Pengertian Aksi (demontrasi) adalah suatu model pernyataan sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa terntentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional (birokrasi). Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat keputusan untuk melakukan sesuatu.

Latar Belakang dan Tujuan Aksi
Umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode dialog. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif. Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, para legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga rakyat langsung mengambil ‘jalan pintas’ dalam bentuk aksi. Aksi juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi snowball. Dari isu mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan, seperti dalam kasus aksi menuntut mundur Soeharto.
Landasan Hukum Aksi adalah hak bahkan dalam situasi tertentu dapat menjadi kewajiban. Ia dilindungi oleh UU positif. Selain Declaration of Human Right (freedom of speech), hak aksi juga dilindungi oleh UUD 1945 pasal 28 beserta amandemennya. Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No. 9/1998 tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum. UU ini mengharuskan panitia aksi harus memberikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian setidaknya 3 hari menjelang hari H. Ketentuan lainnya adalah, didalam surat pemberitahuan itu harus ada nama penanggung jawab aksi, waktu pelaksanaan, rute yangh dilewati, isu yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk aksi. Selain itu ada juga larangan untuk melakukan aksi pada hari-hari tertntu dan tempat-tempat tertentu. Dalam pandangan aktivis, UU ini pada awal pengesahannya dicurigai sebagai alat untuk mengibiri suara kritis mahasiswa dan rakyat. Dan pada perkembangannya, UU inilah yang digunakan oleh rezim berkuasa via aparat kepolisian untuk mematikan suara oposan, dengan banyak menyeret para aktivis ke penjara.

Kode Etik
Untuk menjaga konsistensi gerakan, beberapa elemen gerakan mahasiswa memiliki kode etik aksi. Kode etik ini pula yang menjadi faktor pembeda aksi yang satu dengan aksi yang lainnya.Di KAMMI misalnya, kode etiknya adalah memulai dan menutup aksi dengan doa, tidak membaurkan peserta aksi putra dengan putri, dan tidak mencemooh seseorang dari cacat fisiknya. Faktor pembeda lainnya adalah lirik lagu-lagu perjuangan dan kata-kata pekik teriakan.
Mekanisme Lahirnya Keputusan Aksi
Keputusan aksi sebaiknya didiskusikan secara matang analisis SWOT-nya. Organisasi intra kampus mempunyai mekanisme yang berbeda namun hampir sama dengan mahasiswa ekstra. Di ekstra jalur pengambilan keputusan lebih pendek sehingga keputusan aksi dapat lebih cepat dieksekusi. Secara garis besar mekanisme lahirnya keputusan aksi adalah sbb :
  • Diskusi awal (Tim/Dept. Khusus : bidang Sospol), dteruskan ke :
  • Diskusi Lanjutan (pelibatan kader, (unsur UKM), menghadirkan pakar, penerbitan Pers Release), lalu
  • Pembentukan Tim Teknis Aksi
  • Aksi di lapangan
Merancang Aksi
Dalam merancang aksi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah : planning aksi, perangkat aksi, pelaksanaan, dan kegiatan paska-aksi.
Planning AksiDalam tahap perencanaan aksi, hal urgen yang perlu diperhatikan adalah :
  • Tema / Grand Issue
Pilihlah tema atau isu yang sedang hangat menjadi bahan pembicaraan (up to date) atau relevan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Kemudian fokuskan, agar informasi atau opini yang hendak dibangun tidak bias.
  • Target/ Susun target
Baik target teknis seperti pencapaian jumlah massa dan blow up media, dan target esensi seperti isu tuntutan aksi. Begitu juga target siapa yang pihak yang hendak dituju.
  • Skenario
Seperti halnya film, aksi butuh skenario, yang menjadi acuan bergeraknya aksi. Skenario ini mencakup rute, tokoh orator, happening art, dan acara lainnya. Sebaiknya skenario disiapkan lebih dari satu. Jika ada sesuatu hal di lapangan tak memungkinkan berjalannya sebuah skenario, dapat diganti dengan skenario lain (plan B).
  • Massa
Dalam aksi yang mengandalkan massa, strategi penggalangan massa menjadi penting, demikian juga dengan cara mengendalikan massa jika massa berjumlah besar.
  • Pemberitahuan
Tergantung pada kebutuhan. Jika kita memutuskan untuk menulis pemberitahuan, maka lakukan sesuai dengan UU No. 9/1998. Begitu juga dengan pemberitahuan kepada media massa (release awal) agar kelak mereka dapat meliput kita.
media interestAksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis berita.
  • Format
Format atau bentuk aksi adalah pilihan dari banyak bentuk aksi. Pilihannya ada dua, format kekerasan atau nirkekerasan. Sebagai ‘penjaga gawang’ gerakan moral, maka seyogyanya aksi mahasiswa bersifat nirkekerasan. Aksi nirkekerasan ini sangat bervariatif sekali. Dimulai dari aksi diam (bisu), orasi, happening art, aksi topeng, mmogok makan, hingga ke blokade, pengepungan, dan boikot.
Perangkat Aksi
Perangkat aksi adalah person-person yang terlibat dalam suksesnya sebuah aksi. Mereka diantaranya adalah :
  • Korlap
Koordinator Lapangan adalah pemegang komando ketika aksi sedang berjalan. Peserta aksi harus mentaati setiap arahan dari korlap. Korlap memperoleh masukan informasi dari perangkat lain yang akan digunakannya untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Korlap juga yang bertugas menjaga stamina massa agar tidak loyo dan tetap konsentrasi ke aksi. Korlap bukanlah amanah instant. Ia diperoleh dari proses jangka panjang. Korlap adalah orang paling mengerti tentang isu yang sedang diperjuangkan, sehingga wawasan pengetahuannya dapat dikatakan lebih banyak dari yang lainnya. Korlap dapat juga berorasi.
  • Orator
Terkadang diperlukan orator khusus selain korlap, khususnya pada aksi aliansi atau aksi yang melibatkan tokoh. Para orator ini menyampaikan orasi berdasarkan isu yang telah disepakati bersama. Bobot suatu orasi ditentukan oleh susunan kalimat, data up to date, dan kualitas pernyataan sikap. – AgitatorAgitator adalah pembangkit semangat massa dengan pekik teriakan disela-sela orasi korlap dan orator. Ia juga membantu korlap untuk menjaga stamina massa dengan memimpin lagu dan yel-yel.
  • Negosiator
Terkadang diperlukan person yang khusus bertugas untuk melakukan negosiasi. Negosiasi ini dilakukan kepada aparat polisi atau pihak-pihak yang ingin dituju jika aksi di-setting audiensi.
  • Humas
Tim Humas adalah salah satu elemen penting aksi. Tim humas bertanggung jawab dalam menjembatani aksi kepada para jurnalis. Mereka membuat pers release. Bobot Pers Release itu dibuat berdasarkan nilai-nilai jurnalistik. Disebut sukses jika media tidak bias memuat tuntutan atau opini yang hendak digulirkan oleh aksi.
  • Security/ border
Tim ini bertugas menjaga keamanan peserta aksi. Mereka juga wajib untuk mengidentifikasi para penyusup atau aparat yang hendak memprovokasi agar aksi berakhir chaos. Tim ini memiliki bahasa tersendiri yang hanya diketahui oleh sedikit orang dari peserta aksi.
  • Dokumenter
Tim ini memback-up tim humas. Tetapi inti tugasnya adalah mendokumentasi aksi dari awal hingga akhir serta membuat kronologis aksi. Dokumentasi ini dengan kamera, handycam ataupun notes. Data ini akan digunakan sebagai bukti otentik jika aksi mengalami kekerasan dari aparat atau massa lain.
  • Medik
Tugas ini memang spesifik bagi mereka yang menguasai ilmu medis. Umumnya adalah mahasiswa kedokteran atau mereka yang pernah terlibat dalam aktivitas kepalangmerahan atau bulan sabit merah. Tim ini memberikan pertolongan pertama kepada peserta aski yang mengalami cidera.- LogistikDalam aksi yang disetting lama dan melelahkan. Tim logistik bertugas untuk menyediakan sarana untuk membugarkan peserta aksi seperti air minum, snack dan sound system. Terkadang, mereka juga membuat dan mendesain kertas tuntutan atau karikatur.
  • Tim kreatif
Tim ini memiliki kewenangan untuk mendesain sebuah atraksi seni atau instalasi sesuai amanat hasil musyawarah. Pelaksanaan dan Pasca Aksi Saat massa telah terkumpul di tempat yang telah ditentukan, maka korlap sebaiknya tidak langsung memberangkatkan peserta aksi sebelum ada taujih (nasehat) dan doa. Selain itu perlu juga adanya pemanasan (warming up) dengan cara melatih yel-yel atau orasi untuk pencerdasan peserta aksi. Warming-up ini bertujuan untuk mensolidasi peserta aksi. Setelah kompak, solid, dan cerdas barulah aksi dimulai.Saat aksi, peserta wajib menghormati komnado korlap dan turut menjaga keamanan aksi hingga aksi usai. Jika aksi disetting serius atau aksi bisu maka peserta harus menjauhkan dari kegiatan senda gurau dan ketidakseriusan. Seusai aksi, maka peserta menutupnya dengan doa. Evaluasi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas aksi berikutnya. Tim humas juga memonitoring media untuk memantau keberhasilan blow-up media dan tingkat ke-bias-an tuntutan.
Tips Dan Triks
  • Angle foto
Foto dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata. Maka desain aksi yang menyediakan angle foto yang baik akan membuat aksi lebih mudah ter-blow up. Misalnya: aksi LSM Pro Fauna yang membuat balon kura-kura raksasa dalam menentang eksploitasi kura-kura sebagai komoditas.
  • Kalimat poster
Kalimat poster biasanya juga menjadi incaran fotografer. Pilihlah kalimat yang cerdas namun tetap mencerminkan akhlak seorang mahasiswa. Unik dan kreatif adalah kuncinya. Misal : IMF = International Monster Fund.
  • Uniform
Keseragaman pakaian peserta aksi juga dapat menarik perhatian. Pakaian putih-putih, hitam-hitam atau mengenakan pakaian seperti orang utan untuk aksi mendukung keberlangsungan orang utan.
  • Propaganda
Propaganda dibuat untuk mencerdaskan masyarakat di sekitar aksi agar mereka mendukung aksi. Jika aksi dipusat keramaian, maka selebaran propaganda dapat menjadi bacaan yang mengusik perhatian.
  • Pers release
Selain data 5W+1H, pers release juga disusun dengan kalimat baik dan sudah sesuai dengan bahasa koran, sehingga redaktur tidak banyak mengedit. Adanya tambahan data dan angka dapat menambah bobot release.
  • Yel/ lagu
Ciptakanlah yel-yel yang khas dan mudah diingat. Lagu bisa diperoleh dengan mengubah lirik dari lagu yang populis. Yel dan Lagu akan memelihara stamina massa.
  • Symbolized
Simbolisasi perlu dilakukan untuk mencuri perhatian media jika massa aksi tidak terlalu banyak. Misalnya : aksi membawa tikus ke kantor DPRD untuk menyindir anggota dewan yang tak ubahnya seperti tikus-tikus pengerat.
  • Aliansi taktis
Untuk memperkuat posisi tawar, aliansi kadang diperlukan. Aliansi didasarkan pada pertimbangan kesamaan ideologi, atau kesamaan isu , atau kesamaan metode. Jika aliansi ini adalah dari universitas, maka bendera masing-masing universitas wajib untuk ditonjolkan.
  • Menghadapi wartawan
Jika jurnalis TV mewawancarai peserta aksi, sebaiknya peserta tersebut mengarahkannya kepada tim humas atau korlapnya agar jurnalis itu dpat mewawancarai person yang lebih valid dalam memberikan keterangan. Ketika di wawancara, demonstran yang efektif merancang pesannya supaya bisa disampaikan secara utuh dalam tempo 10 hingga 15 detik. Setelah pesan disampaikan secara singkat, padat, dan utuh – baru kemudian dilakukan elaborasi. Ini menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa tersiar walaupun mungkin elaborasinya terpotong. Hal ini disebabkan karena spot berita TV sangat singkat, berbeda dengan media cetak yang dapat memuat banyak.
Berhadapan dengan wartawan, jauhilah sikap arogan, tampakkanlah sikap ramah dan bersahabat. Sikap arogan membuat wartawan menjaga jarak, bahkan pada titik puncaknya wadah asosiasi mereka akan memboikot setiap kegiatan aksi kita.
Beberapa pertanyaan dari wartawan yang bisa diantisipasi oleh setiap peserta aksi adalah: Mengapa anda berada disini? Apa yang ingin anda capai? Apakah demonstrasi ini sungguh-sungguh merupakan solusi? Apa yang bisa dilakukan oleh khalayak untuk masalah yang anda perjuangkan?
SeLengkapnya | komentar

Perkembangan HMI

Minggu, 08 April 2012


Sejalan dengan perkembangan waktu, HMI terbelah menjadi dua pasca diselenggarakannya Kongres ke-15 HMI di Medan pada tahun 1983. Pada tahun 1986, HMI yang menerima azas tunggal Pancasila dengan pertimbangan-pertimbangan politis beserta tawaran-tawaran menarik lainnya, rela melepaskan azas Islam sebagai azas organisasnya. Selanjutnya HMI pihak ini disebut sebagai HMI DIPO, dikarenakan bersekretariat di Jalan Pangeran Diponegoro Jakarta. Sedangkan HMI yang tetap mempertahankan azas Islam kemudian dikenal dengan istilah HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi).

Karena alasan untuk menyelamatkan HMI dari ancaman pembubaran oleh rezim Orde Baru, maka melalui Kongres Padang disepakatilah penerimaan asas tunggal Pancasila. Setelah penerimaan azas tunggal itu, HMI yang bermarkas di Jalan Diponegoro sebagai satu-satunya HMI yang diakui oleh negara. Namun pada Kongres Jambi 1999, HMI (DIPO) kembali ke kepada asas Islam. Namun demikian, HMI DIPO dan HMI MPO tidak bisa disatukan lagi, meski azasnya sudah sama-sama Islam. Perbedaan karakter dan tradisi keorganisasian yang sangat besar di antara keduanya, membuat kedua HMI ini sulit disatukan kembali. HMI DIPO nampak lebih berwatak akomodatif dengan kekuasaan dan cenderung pragmatis, sementara HMI MPO tetap mempertahankan sikap kritisnya terhadap pemerintah. Sampai saat ini, HMI merupakan salah satu organisasi mahasiswa terbesar dan tertua di Indonesia.

SeLengkapnya | komentar

HMI Cabang Kupang Gelar Aksi Damai




Dalam rangka perayaan Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke 62 yang jatuh pada tanggal 5 Februari 2009, Pengurus Besar HMI (PB HMI) menginstruksikan seluruh HMI Cabang se-indonesia untuk melaksanakan aksi secara serentak pada tanggal 5 februari. Aksi ini membawa sebuah tema besar HMI BERGERAK, Maklumat HMI, untuk Indonesia yang lebih baik. Pengurus HMI Cabang Kupang, sebagai bagian integral ditubuh himpunan, kemudian turut melakukan aksi damai itu. Aksi tersebut diawali dengan Longmarch yang mengambil start di seputaran POLDA NTT dan mengambil jalur melewati area pertokoan Kuanino dan finish di Halte - Kamp. Solor. Aksi yang diikuti segenap kader HMI Cabang Kupang ini, tentunya mendapat apresiasi yang besar dari warga kota Kupang, ini terlihat dari antusiasnya warga kota Kupang menyaksikan aksi tersebut berlangsung dan dengan seriusnya mendengar orasi yang secara bergantian disuarakan oleh pengurus HMI Cabang Kupang dan anggota himpunan lainnya. Aksi yang dimulai pukul 10.00 hingga 13.00 wita ini mengorasikan banyak ide-ide pemikiran kader HMI, dalam kerangka turut membangun negeri ini. Banyak masalah-masalah kebangsaan dan kedaerahan yang kemudian terurai dengan logisnya. Orasi yang disuarakan juga mengandung ide-ide solutif dalam memecahkan permasalahan tersebut. Ini adalah sebuah langkah nyata himpunan ini dalam menjawab tantangan sebagai kader umat kader bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua umum HMI Cabang Kupang menyempatkan untuk membaca dengan lantang isi maklumat HMI. Sebuah Maklumat untuk Indonesia yang lebih baik.


MAKLUMAT HMI
Keprihatinan atas kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak kunjung mencapai masyarakat adil makmur, maka dalam rangka memperingati Dies Natalis HMI ke-62, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), melalui HMI Bergerak menegaskan MAKLUMAT untuk Indonesia yang lebih baik.
1. Bergerak membangun karakter dan kedaulatan bangsa
Rapuhnya karakter bangsa, membuat Indonesia kehilangan “jati diri” dalam mengelola dan mengembangkan kehidupan masyarakat bangsa yang berdaulat dan bermartabat. Lepasnya pulau sipadan dan ligitan, terjarahnya hak cipta anak-anak bangsa, redupnya prestasi olahraga di pentas internasional, hilangnya rasa percaya antar anak bangsa, amoralnya prilaku politisi (korup), dll, membuat kami menganggap penting dan mendasar untuk kembali merujuk dan mengangkat entitas “kedaulatan dan kemartabatan bangsa”, minimal dalam empat kategori berikut :
a. Kedaulatan konstitusional
Kedaulatan dalam penyusunan produk perundang-undangan termasuk amandemen UUD 1945 harus lepas dari kepentingan dan intervensi asing. Sehingga peraturan perundang-undangan yang dilahirkan sepenuhnya disemangati ruh jati diri kebangsaan yang mengabdi pada kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
b. Kedaulatan ekonomi
Problem kemiskinan yang terus menunjukkan trend menarik ditengah pertumbuhan ekonomi, menandakan tidak terjadinya distribusi pendapatan yang merata. Kenyataan ini menegaskan bahwa “kedaulatan ekonomi” belum dimiliki oleh rakyat, hanya milik segelintir pemilik modal dan elite politik. Maka upaya revolusioner untuk mengembalikan kedaulatan ekonomi kepada rakyat, harus dilakukan dengan menelorkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan rakyat secara eksponensial dan melepaskan ketergantungan ekonomi pada pihak luar negeri (asing)
c. Kedaulatan Teritorial
Kedaulatan teritorial berarti kendali sepenuhnya atas wilayah RI beserta kekayaan alam didalamnya. Keutuhan teritorial merupakan ukuran yang paling nyata dan sederhana dari kedaulatan suatu bangsa. Disinilah pentingnya internalisasi pada seluruh komponen bangsa, tentang batas Negara, pola pikir (mindset), budaya dan ideology negara, sebagai sebuah eksistensi yang mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
d. Kedaulatan pengelolaan sumberdaya alam
Kekayaan alam Indonesia, harus dikelola secara proporsional dan berkelanjutan untuk dijadikan sebagai salah satu basis dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Banyaknya pihak asing yang menangguk keuntungan dari kekayaan sumber daya alam tersebut, baik dalam bentuk investasi maupun dengan mempengaruhi regulasi, merupakan problem dasar pengelolaan sumber daya alam yang harus diselesaikan sesegera mungkin.
2. Bergerak memperkokoh persatuan dalam keragaman
Bangsa dilahirkan oleh keinginan untuk hidup bersama, dalam satu ikatan batin yang dipersatukan karena kesamaan penderitaan dan cita-cita. Pemahaman nasionalisme secara generic seperti ini belum dapat menjawab tantangan akan pudarnya eksistensi negeri bangsa (narion-state) di era globalisasi. Geneologi bangsa yang lahir dari keseragaman memang amat dekat dengan kebisingan dan konflik. Maka dibutuhkan formula baru bagi persatuan didalam keragaman di tengah globalisasi, yang dirajut diatas, semangat gotongroyong, toleransi, keadilan, dan penghargaan yang layak pada spirit lokalitas dan kewilayahan.
3. Bergerak menata demokrasi yang berkhidmat pada kebijaksanaan
Pilihan system demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pada beberapa kondisi yang bersifat factual, telah meretas efek negative berupa frustasi, karena luasnya jarak antara demokrasi dengan cita-cita masyarakat sejahtera. Untuk itu, demokrasi Indonesia harus digerakkan diatas jalannya sendiri, yang dibentuk/diretas dari akar budaya dan kesejarahan bangsa Indonesia. Bukan demokrasi “tiruan” sebagaimana fenomena yang mengemuka saat ini.
Jalan baru bagi demokrasi Indonesia harus disusun diatas kondisi tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat Indonesia yang relative masih rendah, keragaman budaya dan agama, geografis dan sejarah praktek demokrasi yang telah kita jalani selama masa perjuangan hingga 63 tahun Indonesia merdeka. Penelusuran pada factor-faktor tersebut niscaya akan menghasilkan system dan praktek berdemokrasi yang khas Indonesia tanpa melupakan pijakannya pada nilai-nilai kebajikan universal seperti keadilan, kesetaraan, hak asasi manusia, kesejahteraan dan lain-lain.
4. Pemilu 2009 dan kepemimpinan efektif, bersih dan berwibawa.
Pemilihan umum 2009, merupakan momentum strategis untuk melihat dan mengevaluas kualitas demokrasi dan pemerintahan Indonesia untuk dasawarsa kedua pasca reformasi. Untuk itu, Pemilu 2009 harus dikawal tidak semata sebagai prosedur demokrasi, melainkan dalam semangat pembumian nilai-nilai substansi demokrasi seperti keadilan, kesetaraan, kompetisi yang sehat, dll. Dan untuk mewujudkan pemilu yang berkualitas, tentu dibutuhkan penyelenggara pemilu yang independent dan fair, kontestan yang beretika dan taat aturan main, media massa yang sehat dan obyektif, serta pemilih yang cerdas.
Adapun kepemimpinan nasional yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang efektif, bersih dan berwibawa serta mampu bekerja dan menggerakkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan kebaikan hidup bersama sebagai masyarakat bangsa, yang lahir dari rekam jejak dan keunggulan program.Bukan dari citra dan popularitas yang sarat rekayasa dan manipulasi.
SeLengkapnya | komentar

ISLAM TEOLOGI PENINDASAN ATAU TEOLOGI PEMBEBASAN ?


(sebuah refleksi terhadap keberislaman kita)
oleh : Didik S. Harianto*



Pemberontakan terhadap penindas adalah kepatuhan terhadap Tuhan
(Blody Jack)

Memang menarik bila tilik makna tersirat dibalik penyataan blody Jack dalam bukunya Eko Prasetyo (2005) “ menjadi Intelektual Progresif” menjadi sebuah idiom pergerakan bahwa “ penindasan sebuah keniscayaan yang harus dilawan maupun diberangus karena sesungguhnya itulah bentuk pembuktian ketaqwaan terhadap Tuhan ” Radikal sekali pernyataan Blody Jack mungkin realitas social yang bersentuhan dengan pribadinyalah yang melatarbelakangii pernyataannya itu. Ini seakan memberikan deskripsi terhadap kita bahwa seperti itulah hakikat sebuah ketaqwaan yang terejawantahkan dalam realitas kehidupan social.
Dalam kaitannya dengan perlawanan, Islam dalam banyak doktrinnya juga menekankan akan tradisi perlawanan. Perlawanan seperti apakah yang didoktrinasi islam dalam ajaran ajarannya, Sayyid Qutb salah satu ulama dan sastrawan islam mencoba menjelaskannya menurut beliau “islam adalah sebuah gerakan pemberontakan yang bertujuan menghancurkan setiap pola hubungan manusia yang menuhankan sebagian di atas sebagian lainnya. Sebab setiap hukum yang di dalamnya manusia dapat bertindak sewenang-wenang, bahkan ia sendiri menjadi sumber kekuasaannya tidak lain merupakan tindakan penuhanan manusia atas manusia lainya” dengan demikian jelas, bagi Qutb bahwa dokrtin perlawanan dalam islam adalah suatu bentuk peniadan terhadap kekafiran sosial.
Kalau islam begitu menekankan akan tradisi perlawanannya, lantas timbul pertanyaan kenapa di sebagian besar negara-negara islam justru tumbuh subur praktek-praktek penindasan dan kejahatan kemanusiaan? bahkan ironisnya para elit-elit penindas tersebut nota benenya adalah pemeluk ajaran islam dan yang lebih parahnya lagi ulama dan intelektual islam pun turut ambil peran dalam penindasan tersebut padahal para ulama dan intelektual tersebut harusnya menjadi tokoh dalam mengaktualisasikan ajaran-ajaran islam bukan menjadi bagian dari system tersebut.
Hal ini disebabkan dangkalnya pemahaman agama para ulama dan intektual islam yang hanya mampu memaknai islam sebagai sebuah agama ritus semata. Padahal esensi ajaran agama harusnya mampu menyentuh persoalan kemanusiaan.. Bagi Syariati ritus agama adalah sebuah komitmen social seperti yang di ungkapkannya ”shalat adalah sarana untuk menolak dan menghilangkan tindakan dan perilaku yang buruk dan jahat, juga mencegah korupsi dan segala macam bentuk kejahatan” sehingga menurut syariati ibadah yang tidak memiliki implikasi sosial hanyalah merupakan ibadah yang kosong tanpa makna.
Sehingga jelas bahwa tugas utama kaum muda islam adalah menyadarkan kembali fungsi dari para ulama dan intelektual islam yang kini telah menjadi bagian dari system penindasan tersebut, apabila para elit agama tersebut tidak sadar akan fungsinya maka mereka pun harus di berangus karena mereka sudah menjadi penindas itu sendiri, hal ini sejalan dengan pendapatnya soe hok gie yang mengatakan bahwa “musuh kita adalah orang-orang yang merasa benar dan tidak pernah mau di kritik sehingga perlu untuk di lawan ”.
Kaum muda islam sudah seharusnya menyadari tugas dan tanggung jawab yang diembannya dalam rangka menyatukan kedua komitmen yakni komitmen kebangsaan dan komitmen keumatan. Kedua komitmen ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena berbicara soal pemuda maka jelas disini berarti kita berbicara tentang tabggung jawab kebangsaan yang diemban dalam diri setiap pemuda dan aspek kedua yaitu islam berarti spirit ajaran islam telah terintegral dalam dirinya dan dapat di implementasikannya dalam kehidupan social.
Kenapa harus pemuda? Jawabannya karena di dalam diri pemuda tersimpan 3 kekuatan yaitu kekuatan fisik,kekuatan semangat dan kekuatan intelektual. Ketiga potensi yang dimiliki pemuda ini apabila di satukan maka akan menjadi sebuah kekuatan besar dan ampuh untuk melawan penindasan dan memberangus segala bentuk kezaliman social di muka bumi ini. Sehingga marselo mazzini pun menyatakan kekagumannya terhadap pemuda lewat puisinya “tempatkan pemuda mahasisiwa itu di tengah masa yang memberontak kau akan tahu kekuatan yang tersembunyi didalam barisan mereka.daya pesona apa yang melantun dari suara mereka atau massa itu, engkau akan melihat dari gabungan rasul-rasul untuk sebuah agama baru, karena pemuda mahasisiwa hidup di atas gerakan, tumbuh membesar di dalam gelora semangat dan keyakinan itu, maka tasbihkanlah tentang tanah air, tentang kejayaan tentang keperkasaan. Tentang kemenangan gemilang ” mungkin benar pendapat mazzini sehingga hal yang perlu di lakukan pemuda ialah bagaimana menyatukan barisan pemuda dalam satu aksi bersama untuk memerangi segala bentuk penindasan, pemuda harus senantiasa berada di garda terdepan dalam perlawanan terhadap penindasan dan kezaliman.
Inilah tugas dan tanggung jawab kita sebagai generasi muda islam akankah amanah ini dapat kita pikul dan kita laksanankan ataukah amanah ini hanya sekedar menjadi simbol-simbol social tanpa makna, semuanya berpulang pada kita mari kita refleksikan kembali makna hidup dan keberislaman, sudahkah amanah ini kita jalankan? Kalaupun belum lantas apa yang menyebabkan demikian jawabannya barangkali kita juga telah menjadi bagian dari system penindas tersebut wallahuallam.

* KABID PPPA HMI KOMISARIAT IPPERTATEK
SeLengkapnya | komentar
 
© Copyright AKSI KIPMA 2011 - Some rights reserved | Powered by kupang onLine.
Template Design by Feni NormaLita | Published by Borneo Templates and Theme4all